Posted by : Unknown
Kamis, 18 Februari 2016
SURABAYA:
Sajian seni pertunjukan yang mengisahkan asal-usul Reyog Ponorogo disajikan
dalam bentuk Ketoprak di Taman Budaya Jatim, Jl. Gentengkali 85 Surabaya November
9, 2015 brangwetan , Jum’at malam
(13/11). Pertunjukan ketoprak dengan judul “Songgolangit” ini merupakan
rangkaian Gelar Seni Budaya Daerah (GSBD) “Mutiara Budaya Bumi Reyog” yang
berlangsung hingga Sabtu malam 14/11). Gatot Eko Triono, S.Pd bertindak sebagai
sutradara, penata musik Bagus Tri Anggono, sedangkan naskah ditulis oleh Drs.
Hariadi.
Kepala
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Jatim, DR. H. Jarianto,
M.Si, menuturkan bahwa kabupaten Ponorogo memang sudah identik dengan kesenian
reyognya. Tiap tahun diselenggarakan festival yang diikuti oleh peserta dari
berbagai daerah. Namun demikian, Ponorogo bukan hanya punya reyog, namun masih
banyak kesenian lainnya. Demikian pula potensi seni budaya dan pariwisatanya.
Ketoprak
“Songgolangit” itu sendiri berkisah mengenai sosok Dewi Songgolangit yang
cantik jelita, putri seorang penguasa Kediri. Kecantikannya menggoda Prabu
Klono Sewandono dari Bantarangin Ponorogo, dengan Maha Patih Pujangga Anom,
yang sangat menginginkan untuk mempersuntingnya. Tetapi keinginan tersebut
tidak dapat berjalan mulus karena mahapatih dari Lodaya Kediri juga menaruh hati
kepada Dewi Songgolangit.
Terjadilah
pertarungan diantara keduanya, yang akhirnya dimenangkan oleh Prabu Klono
Sewandono. Namun ternyata Dewi Songgolangit tidak begitu saja menerima secara
langsung, melainkan dengan syarat, Prabu Klono Sewandono harus mampu
menyuguhkan sebuah tontonan yang belum pernah ada di bawah kolong langit. Sang
Prabu memahami permintaan itu dan menyanggupinya. Maka jadilah pertunjukan
Reyog seperti yang dikenal selama ini.
Arak-arakan Reyog ini pula yang akan mengawal peninjauan stand pameran dalam pembukaan Jum’at sore. Pada malam yang sama, juga disajikan Tari Kidung Samandiman, Tari Yaksa Anjalma dan Tari Obyog, yang dipungkasi dengan ketoprak Songgolangit.
Arak-arakan Reyog ini pula yang akan mengawal peninjauan stand pameran dalam pembukaan Jum’at sore. Pada malam yang sama, juga disajikan Tari Kidung Samandiman, Tari Yaksa Anjalma dan Tari Obyog, yang dipungkasi dengan ketoprak Songgolangit.
Hari
kedua, GSBD sudah dimulai pagi hari dengan acara Lomba Menghias Celengan dan
pergelaran Reyog Obyog di siang hari. Malam harinya, dihadirkan serangkaian
sajian yaitu pergelaran Reyog, Tari Jengganong, Tari Wirengasmara dan
dipungkasi oleh Guyon Maton “Sawung Asmara”.
Selama
dua hari ini, juga disajikan bazar kuliner dan cenderamata, pameran potensi
seni budaya serta pemutaran potensi pariwisata Kabupaten Ponorogo.